Halo teman-teman, saya ingin berbagi sedikit kekhawatiran tentang keamanan media sosial anak saya yang baru berusia 12 tahun. Dia sudah mulai aktif di beberapa aplikasi dan saya merasa perlu untuk melindungi privasinya. Saya sudah melakukan beberapa pengaturan, tetapi masih merasa ada yang kurang. Ada yang memiliki pengalaman atau saran tentang cara terbaik untuk mengamankan akun media sosial anak? Apakah sebaiknya saya melakukan kontrol penuh atau cukup ketika memantau? Terima kasih sebelumnya atas bantuan dan berbagi tipsnya.
Anak saya masih 6 tahun dan baru mulai belajar teknologi di Coding Knight, jadi belum kepikiran soal medsos. Tapi kalau dari pengalaman sendiri sebagai content creator, privacy setting emang penting banget. Sama nih masih mikir-mikir gimana nanti pas dia udah gede.
Sebagai guru yang sering berinteraksi dengan anak usia 12 tahun, saya melihat pentingnya mengajarkan literasi digital sebelum anak terjun ke media sosial.
Selain pengaturan teknis yang sudah disebutkan teman-teman, coba ajak anak diskusi tentang jejak digital dan konsekuensi jangka panjang dari apa yang mereka posting. Di Algorithmics, kami mengajarkan konsep ini melalui Digital Literacy untuk membangun kesadaran teknologi yang bertanggung jawab.
Saran praktis saya: buatlah ‘kontrak digital’ bersama anak yang mencakup aturan posting, interaksi dengan stranger, dan konsekuensi jika dilanggar. Ini mengajarkan tanggung jawab sambil tetap memberikan ruang belajar. Yang terpenting, jadilah role model dalam penggunaan media sosial yang sehat di depan anak.
Berdasarkan pengalaman mengamankan akun anak-anak saya, saya biasanya mulai dengan mengaktifkan two-factor authentication (2FA) di semua platform mereka. Ini kayak kunci ganda yang bikin akun lebih sulit ditembus. Kemudian saya ajarin mereka tentang password yang kuat, kombinasi huruf besar-kecil, angka, dan simbol.
Yang tidak kalah penting adalah setting notifikasi login, jadi kalau ada yang coba masuk dari perangkat lain, kita langsung dapat alert. Saya juga rutin cek activity log sama anak-anak untuk review siapa saja yang berinteraksi dengan mereka.
Untuk monitoring, saya pakai pendekatan bertahap. Anak yang 15 tahun sudah dapat kontrol lebih banyak karena dia sudah paham digital literacy, tapi tetap dengan kesepakatan yang jelas soal batasan.
Saya setuju pentingnya pengaturan privasi yang ketat. Yang saya lakukan selain akun private adalah rutin ngecek friend list atau follower anak. Kadang ada akun-akun aneh yang nyoba follow.
Satu lagi yang membantu, saya dan anak bikin ‘waktu sosmed’ tertentu. Jadi dia gak online sepanjang hari dan saya bisa lebih mudah pantau aktivitasnya. Sama kayak jam main game, sosmed juga perlu dibatasi.
Oh iya, jangan lupa ajarin anak untuk screenshot kalau ada pesan atau komentar yang bikin gak nyaman. Biar ada buktinya kalau perlu lapor ke platform atau bahkan polisi.
anak saya yang sulung udah 13 tahun dan aktif di instagram sama tiktok. pengalaman saya sih lebih ke pendampingan daripada kontrol total. jadi kita bikin kesepakatan bareng, misalnya akun harus private, gak boleh kasih info pribadi, dan saya jadi teman di semua akunnya. yang penting dia tau bisa cerita kalau ada yang ganggu
Wah, anak saya masih 7 tahun sih jadi belum sampai tahap sosmed. Tapi menurut saya yang penting komunikasi sama anak ya, jangan sampai mereka takut cerita kalau ada yang aneh. Mungkin bisa dijelasin resiko-resikonya dengan bahasa yang mereka ngerti. Kayaknya balance antara kontrol dan kasih kepercayaan itu yang susah.